Social Anxiety Disorder: Gangguan Cemas, Gejala, dan Penangannya

Kesehatan Mental
Dyah Ayu Annisa
24 Agt 2020

Social Anxiety Disorder (SAD) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Gangguan Kecemasan Sosial, berbeda masalah “orang pemalu” biasa. Orang-orang biasanya mengalami rasa malu dan tidak nyaman, terutama jika berada dalam situasi baru atau dengan orang yang tidak dikenal. Namun, umumnya dapat ditoleransi setelah melakukan pemanasan dan bersantai seiring berjalannya waktu.

Berbeda dengan sifat pemalu orang dengan Social Anxiety Disorder kurang dapat mentoleransi keadaan tersebut, mereka hampir tidak mungkin merasa santai dalam lingkungan sosial sepanjang waktu. Orang dengan Social Anxiety Disorder tentunya memiliki kesulitan dalam menjalani kehidupan mereka karena perasaan cemas dan takut yang berlebihan saat berinteraksi sosial. Masalah ini juga merupakan gangguan kesehatan mental ketiga paling umum yang mempengaruhi sebanyak 10 juta orang di Amerika.

Pengen tau penjelasan lebih lanjut, yuk simak sampai abis, karena kali ini Satu Persen akan mengupas informasi yang penting kamu ketahui tentang masalah Social Anxiety Disorder. Sehingga kamu mendapatkan setidaknya satu persen pengetahuan baru tentang kesehatan mental.

Apa itu Social Anxiety Disorder?

Social Anxiety Disorder atau sebelumnya dalam bahasa psikologi disebut dengan Social Phobia merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan kecemasan yang luar biasa dan kesadaran diri yang berlebihan dalam situasi sosial sehari-hari. Menurut Marks dan Gelder (1966) SAD menggambarkan suatu kondisi di mana seseorang menjadi sangat cemas ketika menjadi sasaran pengawasan oleh orang lain saat melakukan tugas sosial tertentu.

Misalnya dalam melakukan interaksi sosial justru menimbulkan kecemasan seperti, makan atau menulis di depan umum, memulai atau mempertahankan percakapan, pergi ke pesta, berkencan, bertemu orang asing, atau berinteraksi dengan orang. Penderita SAD paling takut jika disuruh berbicara didepan umum.

Penderita Social Anxiety Disorder percaya bahwa semua perhatian yang fokus pada mereka disertai dengan kritik terhadap kesalahan apa pun yang mereka buat. Sehingga membuat mereka seringkali menghindari situasi sosial. Jika tidak dapat menghindari, mereka akan kewalahan dan mengalami kecemasan hebat yang dapat memunculkan reaksi fisiologis seperti jantung berdebar kencang, hiperventilasi, berkeringat, mual, pusing, sakit kepala, sakit perut, dan mengakibatkan serangan panik.

Perbedaan terpenting antara Social Anxiety Disorder dan rasa malu adalah bahwa gangguan kecemasan sosial melemahkan fungsi seseorang, dan tidak hanya secara sosial. Pada orang dewasa, kecemasan sosial dapat mengganggu fungsi kerja seseorang dan menyebabkan konflik dalam kehidupan keluarga. Pada anak-anak, kecemasan sosial dapat mengganggu prestasi akademik, hobi sosial, dan berteman.

Selain itu, kurangnya rasa percaya diri penderita kecemasan sosial cenderung mengakibatkan kurangnya keterampilan asertif, dan seringkali mengarah pada kondisi kejiwaan lain, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan penyalahgunaan zat. Nah buat penjelasan lebih lanjut perbedaan social anxiety, pemalu, dan introvert baca artikel ini ya.

Gejala Social Anxiety Disorder

Panduan Diagnosis SAD pertama kali diciptakan pada 1980 dengan penerbitan edisi ketiga Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders (DSM–III), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Lalu di revisi tahun 1994 dalam edisi keempat, DSM – IV oleh World Health Organization’s International Classification of Mental Disorders. Dan sekarang sudah menggunakan DSM-V dengan kriteria diagnosis SAD seperti berikut :

  • Individu takut pada satu atau lebih situasi sosial atau kinerja di mana dihadapkan pada kemungkinan pengawasan oleh orang lain. Contohnya termasuk bertemu orang yang tidak dikenal, diamati saat makan atau minum, atau memberikan pidato atau pertunjukan.
  • Ketakutan individu berperilaku karena menyebabkan rasa malu atau dievaluasi secara negatif.
  • Paparan situasi sosial menyebabkan kecemasan yang intens.
  • Situasi yang ditakuti dihindari atau ditahan dengan kecemasan dan tekanan.
  • Ketakutan atau kecemasan di luar proporsi ancaman aktual yang ditimbulkan oleh situasi sosial.
  • Ketakutan atau kecemasan terus berlanjut dan biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih.
  • Penghindaran, antisipasi cemas, atau tekanan mengganggu fungsi sosial, akademis, atau pekerjaan seseorang secara signifikan.

Gejala fisik dari gangguan kecemasan sosial meliputi:

  • Wajah memerah, berkeringat, gemetar, detak jantung cepat, atau merasa "pikiran kosong"
  • Mual atau sakit perut
  • Menampilkan postur tubuh yang kaku, kontak mata yang buruk, atau berbicara terlalu pelan

Cara Penanganan Social Anxiety Disorder

Jika kamu merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan atau kamu tau temanmu memiliki gejala seperti diatas. Sebaiknya kamu segera membawanya ke psikolog untuk mendapatkan perawatan mental, karena gangguan ini bisa disembuhkan dengan perawatan yang tepat. Bisanya Social Anxiety Disorder bisa ditangani dengan melakukan psikoterapi dan pengobatan.

Psikoterapi

Bentuk psikoterapi yang digunakan biasanya cognitive-behavioral therapy (CBT), terapi ini sudah terbukti efektif untuk mengatasi kecemasan sosial yang parah. CBT mengajarkan apa yang menyebabkan mereka merasa cemas dan cara untuk mengendalikan kecemasan. CBT akan menghadapkan orang dengan SAD pada hal-hal yang mereka takuti. Kemudian, meningkatkan risiko ketidaksetujuan dalam situasi tersebut sehingga mereka dapat membangun kepercayaan diri bahwa dia dapat menangani penolakan atau kritik.

Ketiga, terapis akan mengajarkan mereka teknik untuk mengatasi ketidaksetujuan. Pada tahap ini, mereka diminta untuk membayangkan ketakutan terburuk mereka dan didorong untuk mengembangkan tanggapan konstruktif terhadap rasa takut ini dan ketidaksetujuan yang dirasakan. Terapis biasanya akan mengajarkan teknik-teknik seperti pernapasan untuk mengendalikan kecemasan.

Pengobatan

Pengobatan yang tepat dan efektif juga berperan penting dalam perawatan SAD. biasanya mereka diberikan obat antidepresan seperti serotonin reuptake inhibitor (SSRI), monoamine oxidase inhibitor (MAOIs), tricyclic antidepresan, benzodiazepen, dan beta-blocker. Penting untuk diketahui pengobatan ini tidak bekerja secara instan, perlu adanya perawatan lebih dengan terapis. Terapis akan melihat perawatan mana yang cocok dengan kebutuhan mereka. Terapis dan pasien juga harus bekerja sama untuk menentukan rencana perawatan mana yang paling efektif.

Kombinasi CBT dan Pengobatan

Penangan ini melakukan gabungan pengobatan antidepresan dan CBT untuk pasien SAD. Namun, berdasarkan hasil studi Davidson (2004) gabungan  penanganan ini tidak serta merta lebih ampuh dibandingkan kedua pengobatan diatas.

Ingat ya kalau Social Anxiety Disorder berbeda dengan rasa malu. Kalau kamu atau teman terdekatmu mengalami gejala-gejalanya segera konsultasikan ke psikolog supaya mereka akan cepat ditangani, karena gangguan ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosial bukan?

Kamu bisa konsultasikan salah satunya ke psikolog Satu Persen, klik di sini. Di Satu Persen, kamu akan mendapatkan fasilitas konseling bersama psikolog selama 1 jam, tes psikologi, asesmen pra konseling, worksheet, dan terapi tentunya. Psikolog Satu Persen juga sudah mendapatkan izin yang sah, jadi jangan khawatir tentang. Kita juga sudah dapat banyak testimoninya yang kamu bisa baca di blognya. Jangan sampai SAD mengganggu kehidupanmu selamanya.

Kamu juga bisa cek kondisi kesehatan mentalmu akhir-akhir ini dengan mencoba Tes Sehat Mental gratis dari Satu Persen, loh. Akhir kata mau ngingetin juga buat follow terus instagram @satupersenofficial untuk dapat promo menarik mentoring dan konseling atau kelas online tentang pengembangan diri.

Selain itu jangan lupa cek YouTube Channel Satu Persen, karena ada ada informasi menarik tentang kesehatan mental, pengembangan diri, dan karir yang akan diupdate setiap harinya. Yuk tonton video dibawah ini buat cari tau tanda-tanda kamu harus pergi ke psikolog. Happy Watching :)

Referensi

Hofmann, S. G., & Otto, M. W. (2008). Practical clinical guidebooks series.Cognitive-behavior therapy for social anxiety disorder: Evidence-based and disorder-specific treatment techniques. Routledge/Taylor & Francis Group.

Yip, Jenny C. (2012). Social Phobia ≠ Shyness. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-ocd-monster/201207/social-phobia-shyness

Psychology Today. (n.d). Social Anxiety Disorder (Social Phobia). Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/social-anxiety-disorder-social-phobia


Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.