Satu Persen Berhasil Berikan Pelatihan Dasar Psikologis untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Mental di Indonesia

Artikel Terbaik
Diaz Ajeng Pradila
20 Okt 2020

Satu Persen - Indonesia Life School sukses mengadakan program Pelatihan Dasar Psikologis pertamanya. Program ini merupakan pelatihan terstruktur oleh yang bertujuan untuk melatih peserta dalam berbagai keterampilan psikologis dasar. Program pelatihan ini dilakukan selama enam sesi diskusi secara online yang dimulai pada tanggal  26 September 2020 - 11 Oktober 2020. Pembicara pada program pelatihan ini adalah psikolog profesional yang juga melatih peserta mengaplikasikan materi ke dalam kehidupan sehari-hari. Program Pelatihan Dasar Psikologis ini tidak hanya diikuti oleh peserta berlatar belakang psikologi saja, namun program ini diikuti oleh peserta dari latar belakang apapun.

Sebagai CEO sekaligus Co-Founder dari Satu Persen, Evan menyampaikan bahwa tujuan dari program pelatihan ini adalah untuk memperbaiki kondisi kesehatan mental di Indonesia yang jauh dari kata ideal.

"Realita yang terjadi di Indonesia adalah, 10-15% populasi manusia yang ada di Indonesia ternyata mengalami depresi dan gangguan kecemasan," Evan memberikan penjelasan terkait latar belakang dari program ini. Ia juga menambahkan bahwa ada fakta lain yang tidak kalah memprihatinkan yaitu "Dari kasus depresi yang ada di Indonesia, ternyata hampir 90% gak mendapatkan penanganan dari tenaga profesional". Menurut Evan, masalah kesehatan mental sendiri masih belum menjadi perhatian pemerintah, karenanya solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan mental tidak efektif dan tidak maksimal. Terbukti dari kurangnya fasilitas layanan kesehatan mental dari pemerintah, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental juga belum menyeluruh, pendidikan kesehatan mental di sekolah juga tidak ada dan sosialisasi dari pemerintah juga kurang.

Evan juga menyampaikan alasan lain yang menjadi latar belakang munculnya program ini adalah  jumlah tenaga kesehatan mental di Indonesia juga masih sangat terbatas. “Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Kemenkes RI) Indonesia baru memiliki sekitar 2500 psikolog klinis dan 600-800 psikiater. Nah, ini kan berarti satu psikiater harus melayani 300.000-400.000 pasien. Tapi kalo merujuk ke WHO, ternyata standar jumlah tenaga psikolog dan psikiater dengan jumlah penduduk cuma 1:30 ribu orang. Kalo begini kan artinya Indonesia butuh sekitar 24.000 tenaga profesional” lanjut Evan. Founder Satu Persen ini juga menambahkan selain jumlahnya sangat terbatas, persebaran tenaga kesehatan mental tidak merata. Dari seluruh psikiater yang ada di Indonesia, 70% berada di Pulau Jawa dan 40% di antaranya terpusat di Jakarta.

Namun, Satu Persen -yang diwakili Evan memiliki pandangan tersendiri yakni minimnya tenaga kesehatan mental bukanlah satu-satunya penyebab masalah kesehatan mental yang terjadi di Indonesia. Jumlah tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitas unggul tidak bisa menjamin masalah kesehatan mental akan teratasi. Terbukti di negara Amerika Serikat, meskipun sudah memiliki banyak psikolog dan psikiater unggul Amerika Serikat masih belum bisa 100% mengatasi masalah kesehatan mental dengan baik. Persentase orang dewasa yang mengalami depresi dan tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan itu mencapai angka 57,2%. Dan angka ini tidak menurun sejak 2011. Oleh karena itu Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan psikolog dan psikiater saja untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang terjadi saat ini. Evan menyampaikan bahwa kita perlu melakukan inovasi baru yang lebih efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini.

Berdasarkan masalah yang sudah dijelaskan Evan, akhirnya Satu Persen meluncurkan program “Pelatihan Dasar Psikologis” sebagai bentuk task shifting yang direkomendasikan oleh WHO untuk mengatasi kurangnya tenaga profesional dalam kesehatan mental. Task shifting adalah pendelegasian tenaga kesehatan mental yang terspesialisasi kepada tenaga yang kurang terspesialisasi. Sehingga “Pelatihan Dasar Psikologis” diharapkan akan menambah sumber daya manusia tenaga kesehatan mental dan isu kesehatan mental dapat lebih mudah ditangani.

Evan menambahkan, "Cara ini juga sebetulnya udah dilakukan di beberapa negara dan terbukti efektif. Menurut NGO kesehatan mental di Afrika, Amref Health Africa, pengalihan tugas kayak gini bisa menjadi jawaban praktis untuk mengatasi kekurangan pekerja kesehatan di sebagian besar negara Afrika,"

Ia juga menambahkan bahwa Task shifting ini memberikan perawatan yang hemat biaya daripada perawatan yang berpusat pada dokter. Meskipun lebih hemat task shifting ini tetap memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Health workers yang ada di Afrika berhasil merawat orang yang mengalami depresi. Para health workers ini pastinya bukan bukan psikolog dan psikiater tapi bisa memberi banyak harapan dan dorongan untuk mereka yang mengalami masalah kesehatan mental. Satu Persen yakin, dengan bantuan pelatihan dari psikolog profesional ini Indonesia dapat melakukan program task shifting ini dengan baik dan dapat efektif mengatasi masalah kesehatan mental yang terjadi di Indonesia saat ini.

---

Satu Persen - Indonesia Life School adalah sebuah startup pendidikan yang mengajarkan tentang pengetahuan dan kemampuan penting dalam hidup yang belum diajarkan di sekolah dan masyarakat luas. Satu Persen juga berfokus mengajarkan tentang isu kesehatan mental, pengembangan diri, dan pendidikan life skills.


Penulis: Dyah Ayu Annisa & Diaz Ajeng Pradila
Editor: Elsa Ajarwati

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.