Perbedaan Trauma dan PTSD

Kesehatan Mental
Nurvidha Qur'aini Suhaemi
20 Apr 2021
Gambar oleh Satu Persen - Gue Trauma atau PTSD?
Gambar oleh Satu Persen - Gue Trauma atau PTSD?

Halo, Perseners! Kenalin gue Vidha sebagai Associate Writer di Satu Persen.

Karena masih stay at home, jadi kerjaan gue di rumah sering nonton TV. Setiap gue nonton TV, banyak berita lain yang menginformasikan tentang bencana alam, kasus kekerasan, pembullyan, pemerkosaan, dan lain-lain yang bikin gue cemas sendiri.

Gak jarang juga berita-berita itu tuh men-trigger apa yang pernah menjadi pengalaman gue dan membuat gue trauma. Meskipun kejadian itu udah lamaaaa banget, tapi kadang tetep aja blow up dan buat gue teringat lagi.

Mungkin lo ada yang merasa sama nih kayak gue. Mempunyai sebuah kejadian traumatis yang kadang keinget-inget lagi dan berpengaruh sama kehidupan lo sehari-hari.

Nah, sekarang pertanyaannya yang lo rasain itu adalah sebuah trauma atau PTSD?

Trauma

Dilansir dari Pusat Nasional PTSD AS, sekitar 60% pria dan 40% wanita mengalami peristiwa traumatis dalam hidupnya. Peristiwa traumatis dengan jenis dan tingkatan yang berbeda-beda tiap individu.

Trauma sendiri itu apa sih?

Trauma adalah peristiwa yang dianggap membahayakan diri, mengancam nyawa, dan memiliki efek jangka panjang bagi kehidupan. Trauma itu gak sebatas pelecehan, pemerkosaan, kecelakan, bencana, dan sesuatu yang lo pikir serem banget deh. Trauma bisa juga karena hal-hal kecil, tapi berulang.

Lo dikatain sama temen-temen lo dari SD sampe SMP aja bisa loh jadi trauma. Segala hal yang menakutkan atau berefek pada hidup lo dalam jangka panjang bisa dianggap trauma. Lo diselingkuhin, dibohongin, di-PHP-in terus menerus juga bisa buat lo trauma soal cinta-cintaan bahkan sampe punya trust issue.

sumber: @bpddreams on Instagram
sumber: @bpddreams on Instagram

Meskipun ‘trauma’ a.k.a. PTS (post-traumatic stress) itu kedengerannya serem, tapi PTS itu adalah respon yang normal dan wajar terjadi setelah lo mengalami hal yang traumatis. Waktu itu gue ikut program Basic Mental Health Training Satu Persen dengan topik Emotional First Aid yang menjelaskan tentang trauma.

Jenis-Jenis Trauma

Trauma itu sendiri ada dua jenis, yaitu trauma primer dan trauma sekunder. Trauma primer adalah suatu kejadian traumatis yang lo alami sendiri. Misal kayak kecelakaan, operasi, dan lain-lain yang mungkin menyakitkan bagi diri lo yang merasakannya.

Trauma sekunder adalah suatu kejadian traumatis yang terjadi dengan orang lain, tapi lo liat atau mendengarkan secara langsung pengalaman trauma orang lain. Bisa disebut juga vicarious trauma. Contohnya kayak lo liat orang kecelakaan sampe berdarah-darah atau lo dengerin kisah temen lo yang pasangannya meninggal dunia pas detik-detik pernikahan.

Selain dua itu, trauma juga punya dua jenis berdasarkan waktu, yaitu trauma akut dan trauma kompleks. Trauma kompleks itu adalah peristiwa traumatis yang berulang-ulang selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, seperti pembullyan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam keluarga, dan lain-lain, sedangkan trauma akut itu adalah peristiwa trauma yang terjadi hanya sekali, tetapi secara masif, seperti bencana alam.

Trauma di setiap orang juga berbeda-beda. Kalo temen lo trauma digigit anjing dan lo enggak, bukan berarti temen lo lemah karena takut anjing. Karena respon setiap individu itu berbeda. Respon dari trauma juga beda-beda, kalo lo pernah denger kalimat ‘fight or flight’ itu adalah respon dari trauma lo. Mau lari dan menghindar dari trauma lo atau mau lo lawan traumanya.

sumber: @alaskastardust on Twitter
sumber: @alaskastardust on Twitter

PTSD

PTSD termasuk golongan dari gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang merupakan kelanjutan dari acute stress disorder (ASD).

Baca juga: Gangguan Kecemasan di Kala Pandemi

Menurut DSM-V (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder V), PTSD merupakan sekelompok gejala kecemasan yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis yang mengakibatkan perasaan ngeri, tidak berdaya, dan ketakutan.

PTSD bukan cuma lo gak bisa move on dari peristiwa traumatis, tapi lebih lebih lebih dari itu.

sumber: @what.is.mental.illness on Instagram
sumber: @what.is.mental.illness on Instagram

Gejala-gejala dari PTSD yang ditulis oleh Psikologi FK UNS, mencakup:

1. Paparan terhadap peristiwa traumatis

Mengalami efek atau dampak dari peristiwa traumatis. Contohnya kalo peristiwa kecelakaan, kakinya patah atau ancaman dan emosi negatif kayak selalu murung setelah dibully.

2. Re-experiencing atau perasaan mengalami kembali peristiwa traumatis

Lo merasa kayak peristiwa itu tuh kejadian lagi. Misal trauma tentang kecelakaan kereta, lo bisa aja mendengar klakson kereta, bisa mencium bau-bau di dalam kereta atau bahkan bau darah ketika keretanya tabrakan dan korban berjatuhan. Bisa juga mengalaminya lewat mimpi buruk dan emosi-emosi negatif dari peristiwa itu.

3. Menghindar dari ingatan tentang peristiwa traumatis

Kalo lo trauma soal pelecehan seksual dalam kampus, lo gak akan mau diajak ke kampus lagi. Lo gak mau membahas apapun yang berkaitan sama kampus. Pokoknya BIG NO deh sama hal-hal yang bikin lo inget sama trauma lo. Mau itu tempat, suasana, individu/pelaku, atau perilaku yang berkaitan dengan peristiwa traumatis.

4. Kewaspadaan berlebih

Apa-apa bikin lo takut, bikin lo gelisah, bikin lo kaget karena lo memasang kewaspadaan yang berlebih bagi diri lo sendiri.

5. Adanya penurunan fungsi psikologis

Lo jadi sulit berinteraksi dengan orang lain dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial. Lo juga jadi gak bergairah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Lo baru bisa didiagnosis dengan PTSD ketika lima gejala tadi terjadi selama satu bulan atau lebih. Sama dengan gangguan mental lainnya, PTSD juga gak cuma masalah psikis, tapi juga fisik.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018 menyatakan bahwa pasien PSTD mengalami kerusakan otak pada area hippocampus menjadi lebih kecil. Jadi kerusakan itu beneran nyata pada organ tubuh, yaitu otak.

Baca juga: Penjelasan Lengkap PTSD
sumber: theraphy101 on Tumblr
sumber: theraphy101 on Tumblr

C-PTSD

Selain PTSD, ada juga loh yang namanya C-PTSD atau Complex Post-Traumatic Stress Disorder. Kalo lo baca soal jenis trauma berdasarkan waktu itu ada dua yaitu trauma akut dan trauma kompleks, C-PTSD ini terfokuskan dengan trauma kompleks.

Di Indonesia sendiri, C-PTSD masih jarang dibahas, but it’s okay to know more about the new thing!

sumber: @what.is.mental.illness on Instagram
sumber: @what.is.mental.illness on Instagram

Persamaan dan Perbedaan PTS dan PTSD

Trauma atau post-traumatic stress (PTS) dengan PTSD mempunyai kesamaan yaitu sama-sama merasakan perasaan takut, gelisah, cemas, berusaha untuk menjauhi atau menghindar dari sesuatu hal bisa tempat atau situasi yang dapat membuat mereka teringat akan traumanya, dan juga mimpi buruk.

Perbedaan yang mendasar dan dapat dilihat adalah PTS tidak berlangsung lama setelah peristiwa traumatis itu terjadi, lain halnya dengan PTSD yang terus akan ada menghantui lo lama setelah peristiwa traumatis itu terjadi.

YouTube Satu Persen - Gangguan Traumatis

So, kalo lo emang merasa terganggu dengan trauma lo dan gak tau nih gimana cara menghilangkan trauma itu, lo bisa ikut konseling bareng psikolog Satu Persen. D

engan lo ikut konseling bareng Satu Persen, selain tau diagnosis lo itu trauma atau PTSD dan bagaimana cara menghilangkan traumanya, lo juga bisa dapet psikotes dan worksheet setelah konsultasi supaya lo bisa lebih berkembang setelah sesi konseling.

Informasi terkait layanan dan benefit apa aja yang bisa didapat dari ikutan konseling online Satu Persen bisa dilihat dengan klik gambar di bawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--4

Kalau lo masih ragu apakah memang harus ke psikolog atau gak, lo bisa coba dulu tes konsultasi supaya tau layanan yang cocok buat lo. Akhir kata, trauma itu sesuatu yang mengerikan ya guys, tapi jangan sampe trauma lo itu membuat orang lain juga trauma karena lo gak bisa mengendalikan trauma lo sendiri.

Jadi jangan lupa untuk selalu berusaha lebih baik lagi setiap harinya dengan #HidupSeutuhnya.

Referensi:

Pratiwi, C. A., Karini, S. M., & Agustin, R. W. (2012). PERBEDAAN TINGKAT PTSD DITINJAU DARI BENTUK DUKUNGAN EMOSI PADA PENYITAS ERUPSI MERAPI USIA REMAJA DAN DEWASA DI SLEMAN, YOGYAKARTA. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 4(2). Retrieved from http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/22

MentalHealthTX. (n.d.). Trauma and Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Retrieved March 23, 2021, from https://mentalhealthtx.org/id/kondisi-umum/trauma-and-post-traumatic-stress-disorder-ptsd/

Bender, J. (2013). What Are the Differences Between PTS and PTSD? Retrieved March 23, 2021, from https://www.brainline.org/article/what-are-differences-between-pts-and-ptsd#:~:text=PTS symptoms are common after,PTSD without first having PTS

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.