Toleransi Terhadap Diri Sendiri, Sejauh Apa dan Bagaimana Caranya?

Pemahaman Diri
Nouvend Setiawan
14 Okt 2020
Toleransi Terhadap Diri SendiriToleransi Terhadap Diri Sendiri, Sejauh Apa dan Bagaimana Caranya?

Seberapa toleran kah dirimu terhadap orang lain? Cukup mudah, mungkin kamu akan menjawab “sudah cukup toleran” atau “belum terlalu”. Pertanyaan itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Sekarang, coba kamu jawab pertanyaan yang ini: Seberapa toleran kah kamu terhadap dirimu sendiri?

Mudah bagi kita untuk menemukan hal di luar diri kita yang tidak sesuai dengan apa yang kita percayai, lalu kemudian nge-judge atau tidak setuju dengan hal tersebut. Kamu bahkan bisa saja tidak menghiraukan orang lain yang melakukan hal-hal yang kamu anggap salah, lalu kembali melanjutkan hidupmu. Namun, bagaimana jika hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang kamu percayai itu, datang dari dirimu sendiri?

Sebagai contoh, kamu memiliki target untuk mendapatkan nilai di atas 90 untuk sebuah ujian. Namun ternyata, kamu hanya mendapat nilai 80. Apa yang akan kamu lakukan? Akankah kamu benci pada dirimu sendiri dan menyesali hari-hari yang kamu habiskan dengan tidak belajar?

Ataukah kamu akan mengatakan pada dirimu sendiri “Kali ini tidak apa-apa 80, tapi kali berikut harus 90”? Atau mungkin, kamu lantas menerima bahwa 80 maupun 90, nilaimu itu berada pada spektrum nilai yang tinggi, maka tidak apa-apa untuk mendapatkan nilai 80?

Jawabanmu dan jawabanku mungkin berbeda, tapi satu hal hal yang pasti sama adalah bahwa kita memiliki tingkat toleransi dan dasaran berpikir yang berbeda, yang membuat hal yang aku dan kamu anggap benar, berbeda satu sama lain.

Now, then, how far should we be tolerant to ourselves?

Cara Menjadi Toleran untuk Diri Sendiri

Perlakukan Dirimu dengan Baik

Sayangnya, tidak ada rumus jitu yang dapat menentukan seberapa jauh kamu harus menoleransi dirimu sendiri. Maka dari itu, kamulah yang menentukan sejauh apa kamu harus menoleransi dirimu sendiri. Bagi beberapa orang, mungkin termasuk kamu, sebuah kesalahan kecil bisa membuat jiwa terasa sangat kecil dan tidak berguna.

Jangan khawatir, kamu tidak sendiri. Kita sebagai manusia tentu saja tidak sempurna dan akan melakukan kesalahan, cepat atau lambat, sering atau tidak. Ketika kamu mendapati dirimu melakukan kesalahan, apa yang akan kamu lakukan?

Apapun jawabanmu atas pertanyaan tadi, penting untuk diingat bahwa kita harus menjadi baik bagi diri kita sendiri. Cara paling sederhana adalah, apa yang akan kamu katakan kepada teman baikmu ketika dia datang padamu dan mengeluh hal yang sama dengan yang sedang kamu alami?

Apa kamu lantas mengatakan “Iya, memang kamu gak berguna! Dasar, gitu aja gak bisa!”

Atau mungkin, “Sudahlah, kamu itu gak bisa apa-apa memang”

Kurasa jawabannya sudah jelas. Kalau kamu tidak mau mengatakan hal-hal tersebut pada temanmu, mengapa mengatakannya pada dirimu? Mungkin kamu merasa bahwa kamu memiliki sifat rendah diri. Kalau kamu merasa kesulitan menghadapi sikap rendah dirimu, tonton video ini untuk insight!

Maafkan Dirimu

Ketika kamu melakukan kesalahan, memaafkan seringkali adalah pilihan yang sehat, namun sulit untuk dilakukan, apalagi dengan diri sendiri. Menurut Kendra Cherry, ada empat strategi yang dapat kamu terapkan dalam usaha untuk memaafkan diri. Yang pertama adalah menerima bahwa kamu salah, dan ada tanggung jawab yang harus kamu emban dari kesalahan tersebut.

Katakanlah kamu tidak sengaja menyenggol ponsel temanmu hingga terjatuh dan rusak. Alih-alih mengatakan bahwa temanmu yang tidak hati-hati menaruh dan menjaga barang, terimalah tanggung jawab bahwa kamu yang sudah merusaknya. Hal ini akan melepaskanmu dari emosi negatif yang dapat menghantuimu ketika kamu terus menolak kenyataan, atau sederhananya being denial that you did something wrong.

Setelah kamu mengambil tanggung jawab tersebut, tidak bisa dipungkiri kamu pasti akan merasa kesal, marah, sedih, panik, apapun itu. Sangat wajar untuk merasakan hal-hal tersebut dan sebaiknya kamu mengungkapkannya. Setelah itu, lakukan sesuatu untuk memperbaikinya dan akhirnya fokuslah untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Dengan demikian, kamu bisa dengan lebih mudah untuk memaafkan dirimu akan kesalahan yang kamu perbuat. Namun bagaimana jika kamu merasa sangat kesulitan untuk menerima bahwa kamu telah melakukan kesalahan? Apalagi ketika kesalahan itu sangat tidak OK bagimu.  Tidak apa, kamu tidak harus menerimanya, jika kesulitan. Jika kamu tidak sanggup untuk menerimanya, cukup toleransi saja. Toleransi berarti kamu mengiyakan hal tersebut namun at the core of your heart, you still believe it’s wrong. Dan tentu saja, kesalahan tersebut tidak untuk diulangi lagi!

Cara Menjadi Baik Hati Untuk Diri Sendiri

Ada banyak cara, mungkin caraku dan caramu berbeda. Menurut Gillihan, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menjadi lebih baik hati bagi dirimu sendiri. Salah satunya adalah tidur yang cukup (yes, I’m looking at you, wahai sosok yang sering begadang).

Tidur yang cukup jelas memberikan energi yang cukup bagi semua aspek tubuh kita untuk berfungsi dengan lebih baik. Kesulitan tidur? I have just the solution. Memiliki pola makan yang sehat serta sering berolahraga juga menjadi cara untuk berbaik hati pada diri sendiri. Jika belum cukup, berinteraksilah dengan orang lain atau sering-sering pergi ke luar (tapi jangan sekarang, social distancing!). Bersyukur dan melayani orang lain juga dapat membantu kita membangun rasa baik hati pada diri sendiri.

Jadi, Bagaimana Tentang Toleransi?

Chill, give yourself a break!

Hal-hal di atas adalah cara yang dapat kamu lakukan untuk lebih mencintai dirimu sendiri dengan harapan kamu bisa lebih menoleransi kesalahan yang kamu perbuat. Ingat, toleransi tidak berarti kamu lantas memperbolehkan apapun untuk terjadi! Jangan kehilangan perasaanmu akan baik dan buruk, ya! Supaya kamu lebih paham cara mencintai diri sendiri dengan benar, coba ikut tes self-love yuk.

Kalau kamu butuh bantuan, teman cerita, atau konsultasi dengan ahlinya, kamu bisa mencoba layanan mentoring online di Satu Persen. Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna!

Konseling-Mentoring-Psikolog-Satu-Persen-3-1

Reference

Ackerman, C. E. (2020, January 9). What is Self-Compassion and What is Self-Love? Retrieved from Positive Psychology: https://positivepsychology.com/self-compassion-self-love/

Cherry, K. (2020, June 29). Taking the Steps to Forgive Yourself. Retrieved from verywellmind: https://www.verywellmind.com/how-to-forgive-yourself-4583819

Esses, L. M. (2017, July 21). Self-acceptance or self-tolerance, which one? Retrieved from Doctoresses: https://doctoresses.ca/2017/07/21/self-acceptance-self-tolerance-one/

Gillihan, S. J. (2018, May 21). 8 Ways to Be Kind to Yourself. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/intl/blog/think-act-be/201805/8-ways-be-kind-yourself

Pogosyan, M. (2018, February 2). Be Kind to Yourself. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/between-cultures/201802/be-kind-yourself

Bagikan artikel

Disclaimer

Jika Anda sedang mengalami krisis psikologis yang mengancam hidup Anda, layanan ini tidak direkomendasikan.

Silakan menghubungi 119.